MENAKAR 'KELELAHAN' MENJADI ORANG TUA LEWAT BUKU PARENTHOOD SERIES
RESENSI BUKU “SEBERAPA CAPEK MENJADI ORANG TUA”
Judul Buku
: Seberapa Capek Menjadi Orang Tua
Penulis : Dian Nofitasari, dkk
Penerbit : Penerbit Lingkarantarnusa
Ketebalan
: 205 Halaman
No ISBN : 978-602-6688-01-9
Cetakan Pertama : Juni 2017
Harga Buku :
Rp.50.000,00
Betulkah menjadi
orang tua adalah sebuah hal yang sangat melelahkan? Bisa jadi kebanyakan orang
tua akan menjawab dengan anggukan kepala singkat dan mantap. Mengapa menjadi
orang tua dikatakan melelahkan? Sebab
tidak ada buku manual dan pegangan dalam menjadi orang tua.
Di zaman yang
mengusung sistem digital ini, sistem komunikasi teknologi informasi semakin maju. Banyak ilmu berharga
yang dapat ditemukan melalui aktivitas selancar dunia maya. Namun tetap saja
hal tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan lagi : Apakah menjadi orang tua di
masa ini lebih mudah?
Orang tua baru
memang dapat memperoleh aneka ilmu parenting berharga lewat media sosial, blog,
maupun buku-buku psikologi populer. Dengan cepat, mereka mampu mengakses informasi
tersebut lalu mempraktekkannya. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa masalah dan
persoalan khas orang tua tidak langsung
dapat diselesaikan. Inilah yang mendasari lahirnya sebuah buku berjudul “Seberapa
Capek Menjadi Orang Tua”.
Kisah-kisah
dalam buku ini terangkai dari 24 naskah terpilih proyek menulis “Kisah Menjadi
Orangtua” yang diadakan oleh komunitas #katabercerita. Aneka kisah tersebut
dituturkan dengan gaya bahasa yang santai, namun sarat dengan problematika khas
hubungan orang tua dan buah hati masing-masing.
Misalnya saja
dalam kisah berjudul “Panggilan Termanis”. Dikatakan dalam kisah tersebut bahwa menjadi
ibu berarti siap untuk memasuki dunia baru yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Semua pengetahuan yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber literatur seolah bergeser 180 derajat.
“Harus diakui ketika bayi lahir,semua
bayangan ideal itu sangat berbeda dengan
realita. Bahkan semua pengetahuan yang
telah kita baca seolah lenyap di segitiga Bermuda.” (Panggilan Termanis, halaman 103).
Seberapa
Capek Menjadi Orang Tua memotret pergulatan batin seorang ibu dalam
mencari jawaban atas pertanyaan kritis sang anak. Dalam kisah yang berjudul
sama, penulis bernama Dian Nofitasari mengungkapkan bahwa pertanyaan anaknya
justru menjadi refleksi atas pertumbuhan dirinya sendiri.
“Menjadi orang tua berarti siap dengan
berkarung-karung kesabaran. Ah, untuk yang satu ini, aku dan ayahmu masih perlu
banyak belajar.
Namun tahukah kau, kamu dan adik-adikmu
adalah guru kesabaran yang terbaik bagi kami. Terus ingatkan kami, ya..Jika
karung-karung kesabaran kami mulai menipis.” (Seberapa Capek Menjadi Orangtua, halaman 2).
Menjadi orang
tua berarti harus siap dengan segudang pertanyaan yang lucu, menggelitik,
bahkan membuat dahi mengernyit memikirkan jawaban yang masuk akal. Dalam kisah
yang berjudul “Bincang-Bincang Bocah”, pembaca
akan dibuat banyak tertawa, menggelengkan kepala, sekaligus mengakui bahwa
dinamika orang tua berjalan tiada henti. Pertanyaan anak-anak memang membuat
orang tua menjadi lebih berhati-hati, sekaligus memunculkan potensi kecerdasan
yang ada dalam diri mereka masing-masing.
“Logika kanak-kanak sebenarnya sangat masuk
akal, tapi tak mungkin terlintas oleh pemikiran kita. Menjelaskannya pun
membuat saya cukup pusing memutar otak karena lagi-lagi harus menerangkan
proses fisika pada anak usia balita.” (Bincang-Bincang
Bocah, halaman 12)
Menjadi orang
tua haruslah melewati sebuah proses unik dari tiap-tiap pribadi. Tidak ada satu
tips maupun trik yang mampu menjadi solusi total bagi setiap orang, sebab hal
ini bermuara kepada sebuah proses. Menjadi orang tua bukanlah tentang perkara
membentuk anak semata, melainkan lebih kepada membangun pribadi orang tua itu
sendiri. Melalui sejumlah kisah dalam buku ini, pembaca akan belajar
bagaimana berproses bersama anak untuk menjadi
pribadi yang dapat diandalkan.
Kelebihan buku
ini terletak pada kisah-kisah unik yang dikemas dengan gaya bahasa yang renyah
dan segar. Beberapa penulis dalam buku kompilasi ini tercatat sebagai seorang
pendidik sekaligus penulis buku maupun artikel pada sejumlah media. Karena naskah buku ini tercipta dari
kompetisi menulis, aneka tulisan yang termuat dalam Seberapa Capek Menjadi
Orang Tua cukup berkualitas. Pembaca akan digiring memahami unsur pedagogik
tanpa merasa digurui.
Kekurangan buku
ini terletak pada tidak adanya endorsement. Penambahan endorsement dari
beberapa pihak yang profesional di bidangnya akan makin menambah daya pikat
pembaca untuk membeli buku ini.
Akhir kata, buku
Seberapa Capek Menjadi Orangtua dapat menjadi salah satu bahan refleksi
berharga bagi setiap orang tua yang
rindu menapaki proses masa parenting.
Buku yang keren Mbak..Pas banget buat bekal merefleksi diri agar menjadi orang tua yang lebih baik lagi:)
BalasHapusSetuju, Mbak Dian. :) Buku ini jauh dari kesan menggurui, sehingga pas menjadi bahan refleksi dalam menempuh jalan panjang sebagai ortu. Thanks sudah berkunjung dan memberi komentar hangat. I love you full!
Hapus