UNEXPECTED PREGNANCY: BE THANKFUL OR DENIAL?








Dua garis itu muncul lagi.
Tepat saat saya sedang giat-giatnya menyusun mimpi, rencana, dan harapan untuk mengejar cita-cita.

Memang sebesar apa sih cita-cita saya saat ini?
Jawabannya super simple. Menyelesaikan draft naskah buku solo dan bersiap menyusun buku memoar untuk seseorang yang sangat saya hormati.

Panik dan tidak percaya.
Itulah perasaan saya saat melihat kenyataan yang terpampang di depan mata.
Duh! Saya hamil lagi!

 Somehow saya merasa bahwa kejadian luar biasa ini ( setidaknya bagi saya dan suami) disebut sebagai UNEXPECTED PREGNANCY.
Mungkin ada beberapa pihak yang mengernyitkan dahi saat membaca kata "Unexpected" ini.

"Oo, berarti itu bayi yang tidak kamu harapkan, ya?"

"Berarti kamu merasa denial berat dengan kenyataan ini ya?"

"Kog malah ndak senang tuh gimana, wong kamu yang bikin sendiri kok ga mau nanggung konsekuensinya?"

Hehe, itu hanya beberapa kalimat yang  sempat berkelebat dalam benak saya.
Saya tidak pernah menolak kehamilan ini sejak awal.
Kata unexpected itu bukanlah mengacu pada sesuatu yang tidak diharapkan, melainkan lebih kepada sebuah hal yang tidak terduga.


Meskipun sedang terkaget-kaget menerima surprise ini, hati ini tahu bahwa Tuhan tidak sedang bermain-main dengan saya.
Ketika  menggali memori beberapa tahun silam, saya mendapati sebuah kenyataan bahwa ada beberapa saudara dan sahabat yang curhat karena masalah kehamilan yang tidak direncanakan.
Aroma ketakutan, penolakan, dan rasa stress begitu pekat mengisi kalbu ibu-ibu hamil ini.

Saat itu, saya berusaha menguatkan mereka dengan berkata bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk sebuah hal yang tidak terencana.
Kehidupan baru yang tumbuh dalam rahim adalah sebuah anugerah.
Calon anak ini harus diterima dengan hati yang gembira.

Beberapa tahun kemudian, saya harus menggemakan perkataan-perkataan tersebut di dalam hati.
Ceritanya, saya ga laku lagi sebagai motivator, melainkan menjadi pelaku dan pejuang kehamilan tidak terduga, hihihi...





Yes... Saya setuju banget dengan quotes di atas.
Meskipun ada kenyataan yang di luar rencana, Tuhan mendesain semua orang dengan tujuan tertentu.
Bak seorang pembuat roti,
Ia tidak menciptakan roti pabrikan yang bersifat pasaran dan rawan dibuang saat menjadi produk gagal.
Alih-alih membuat roti yang pleg jiblek, Tuhan menguleni tiap adonan dengan seksama.
Membubuhkan bumbu dan karakter tertentu sehingga menjadi roti yang beragam dan customized.

Saya tidak berlama-lama menangisi kenyataan.
Meskipun ada beberapa ketakutan, bagaimana membesarkan tiga anak tanpa pembantu?
Sejak berstatus no-maid 3 tahun belakangan, saya merasa terlalu enjoy dengan zona nyaman.
Tidak perlu baper mengurus orang lain di luar anggota keluarga, dan yang terpenting tidak ketakutan saat lebaran tiba, hihihi....

Namun begitulah, jika Tuhan telah berkehendak, maka tiada seorang atau sesuatu pun yang bisa menggagalkannya.
Jadi, saya hanya bisa (dan dengan sukarela) mengambil pilihan untuk berbahagia dan menerima kehamilan ini dengan sepenuh hati.

Nikmati saja sensasi mual muntah yang senantiasa menjadi teman seperjalanan selama 3 bulan ini.
Beberapa orang berkata bahwa saya terlihat lebih kurus, dan saya hanya menanggapi dengan nyengir kuda :D
Memang kehamilan kali ini terasa berbeda. Saya jadi merasa mudah lemas dan lesu, dan tidak nafsu makan.
Semoga trimester kedua akan berjalan lebih baik.

Yang terakhir, saya bersyukur karena si mbarep begitu bersemangat dengan calon adik barunya.
Bahkan ia sudah memilihkan nama jika si jabang bayi ini berjenis kelamin perempuan.
Saya aminkan saja yang terbaik.
Jika perempuan haleluya, kalau lelaki ya Puji Tuhan.

Yang jelas setelah si bayi lahir, saya akan naik kelas menjadi anggota "Club of 3".
Jika dulu saya hanya bisa mendengarkan kisah-kisah seru berjibaku dengan tiga anak, setidaknya saya bisa menyumbangkan satu cerita yang tentunya menarik untuk dibahas.
Du-du-du...seperti apa rasanya?

Biarlah waktu dan kesempatan yang kaan menjawab semuanya.
Selama masa penantian ini, biarlah saya melakukan tugas utama saya dengan baik, seperti gambar di bawah ini:




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUAK KISAH KASIH ABADI LEWAT NOVEL "CAHAYA DI PENJURU HATI"

MEMAHAMI PENERAPAN “ I VS YOU STATEMENT” DALAM RELASI KELUARGA

RESENSI BUKU "TOTTO-CHAN'S CHILDREN"